Dua minggu yang lalu aku diajak kakak aku kepasar tradisional, hari itu kakak aku belanja banyak banget ini itu diratain semua, maklum lah karena kakak aku ini seorang pedagang di pulau nyamuk, karimunjawa jadi sekali nyebrang bawaannya pengen bawah semua yang ada dipasar hehe...
kurang lebih 4 jam kita muter-muter pasar akhirnya selesai juga, alhasil barang bawaan kita full tenteng kanan kiri ya gitu dah.
kurang lebih 4 jam kita muter-muter pasar akhirnya selesai juga, alhasil barang bawaan kita full tenteng kanan kiri ya gitu dah.
keluarlah kita ketempat parkir, kakak aku udah tengok kanan tengok kiri cari tukang pakir mau minta bantuan untuk ngangkat barang keatas motor, tapi tidak ada tukang parkir yang muncul sama sekali akhirnya kita berdua berusaha sendiri. uda siap jalan tinggal tancap gas motor datanglah itu Bapak parkir meniup sumpritnya sambil pegang belakang motor aku.
lah sinilah fikiran jeleku mucul aku bilang sama kakakku
"ngapain si kak dikasih wong cuma pegang doang, itupun kita tinggal jalan"
jawaban dari kakakku "kasihan wong ya cuma seribu kok"
"ngapain si kak dikasih wong cuma pegang doang, itupun kita tinggal jalan"
jawaban dari kakakku "kasihan wong ya cuma seribu kok"
seketika aku langsung terdiam dan berfikir, pokoknya ini hati dan otak bertengkar sendiri. seperti tamparan keras kenapa aku bisa-bisanya ngomong seperti itu. ya mungkin karena aku kesel saja bawah bawaan berat, masih bisa alesan.
tidak cuma disitu, lagi-lagi ketemu dengan kejadian serupa. selang beberapa minggu aku pergi lagi kepasar, tapi yang ini aku sendirian cari-cari something. setelah dapat yang aku cari menujulah aku ketempat parkir dimana sepeda motorku berada, disitu juga ada ibu-ibu bocengan yang parkirnya deket motor aku. disinilah kejadiannya waktu ibu-ibu tadi tinggal tancap gas Bapak Parkir ini tiba-tiba mucul meniup sumpritnya dan minta uang ke ibu-ibu tadi, setelah dikasih uang bapak parkirnya langsung pergi menuju orang yang parkir lainnya. nah sinilah aku mendengar ibu-ibu tadi bilang "tidak ngpa-ngpain minta uang, coba kalau bukan aku pasti tidak dikasih"
mendengar perkataan ibu ini, aku bicara dalam hati "masa iya gara-gara koin yang memicu sesorang berfikir seperti itu" atau "gara-gara kepuasan manusia memberi ya menerima"
entalah ....
....
tidak tau juga entah itu teguran atau pengingat buat aku, tapi setelah kejadian diatas setiap aku parkir dimanapun jika Bapak parkirnya tidak ada, aku mencoba mencari untuk memberikan sebuah koin. merasa iba melihatnya terlebih kepada tukang parkir perempuan.
Banyak pelajaran yang aku dapat dari kejadia-kejadian diatas terutama jangan menyimpulkan sesuatu hanya dengan mata melihat atau telinga mendengar, mungkin dulu tukang parkir lagi bantu orang lain yang lebih membutuhkan daripada aku, wong ya nyatanya aku bisa menaikan barang-barangku sendiri, dan juga memberi atau melakukan hal baik ke orang lain tidak perlu alasan apapun, ingin memberi ya berikan saja jangan mengharap papaun.
Intinya aku bersyukur banget dengan kejadian-kejadian itu.
Thank to Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar